BUDAYA TERTIB

Indonesia memiliki berbagai macam budaya-budaya. Budaya Timur adalah sebutan untuk budaya yang berasal dan berkembang di Indonesia.
Adanya kebudayaan menuntut para masyarakat yang tinggal di wilayah Indonesia untuk berperilaku sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
Karena pada dasarnya di Indonesia khususnya di dalam kehidupan masyarakat, norma-norma itu masih di pegang teguh oleh para masyarakat yang tinggal di Indonesia.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan akan adanya pengaruh atau dampak dari masuknya budaya asing yang hampir sampai saat ini membuat para masyarakat sudah
tidak lagi memperhatikan budaya timur yang berasal dari dalam wilayah yang kita diami.Khususnya, budaya ketimuran itu hampir tidak di perhatikan oleh kawula muda
di zaman sekarang. Maka dari itu seharusnya para generasi penerus bangsa saat ini memperhatikan akan budaya timur yang Indonesia miliki.
Salah satu contoh dari budaya di Indonesia yang ingin saya kupas disini adalah budaya tertib. Saat ini ketertiban yang ada di masyarakat menurut pandangan
saya para masyarakat sudah sangat kurang untuk melakukan budaya tertib.

    Salah satunya contoh dari budaya tertib adalah para pemakai jalan raya dan orang-orang yang mengantri tiket di stasiun kereta api dan terminal-terminal bus
di Indonesia. Hal pertama yang saya ingin kupas disini dari permasalahan para pemakai jalan raya. Dari hari ke hari volume kendaraan yang ada di jalan semakin
padat, hal ini khususnya para pemakai jalan raya dengan menggunakan kendaraan roda dua. Banyaknya para pemakai kendaraan roda dua saat ini tidak memperhatikan
akan rambu-rambu lalu lintas. Maka dari itu tidak jarang banyaknya terjadi kecelakaan yang bisa hingga merenggut nyawa penggendara roda dua.
Saat ini saya lihat tidak banyak para penggendara roda dua yang sabar dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Dapat saya simpulkan bahwa para pengendara
roda dua selalu berkeinginan ingin cepat sampai di tujuan dengan tidak memperhatikan keselamatannya sendiri dan penumpangnya. Pihak kepolisian juga memberikan
rambu-rambu lalu lintas untuk pengguna jalan raya bukan tidak untuk keselamatan pengendara tetapi juga untuk ketertiban pengendara kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Banyaknya kecelakaan yang terjadi asalnya dari peraturan yang diberikan pihak kepolisian yang tidak di ikiti dan di patuhi oleh pengguna jalan. Alangkah lebih
baik apabila para pengendara memikirkan juga akan keselamatan dirinya dan penumpangnya.

    Hal kedua yang saya ingin bahas disini adalah permasalahan budaya antri di masyarakat. Tak sedikit masyarakat yang ingin selalu pertama di dalam
setiap ada antrian, baik itu dalam mengantri untuk membeli tiket di stasiun kereta api atau terminal bus. Bahkan untuk membayar masuk tol saja banyak
yang tidak ingin untuk mengantri dengan baik agar tidak menimbulkan kemacetan di jalan raya. Banyaknya masyarakat yang selalu ingin pertama dan tidak
membudayakan untuk antri dengan baik tidak jarang menimbulkan kemacetan di jalan raya sehingga menghambat perjalanan untuk pengguna jalan yang lain
yang ingin sampai lebih awal di tempat tujuan. Di saat sekarang ini yang semakin menipis budaya antri yang di terapkan di dalam kehidupan
masyarakat tidak sedikit masyarakat misalnya yang ingin berangkat bekerja harus berangkat lebih awal sekali untuk menghindari kemacetan yang terjadi
di jalan raya. Apabila para pengguna jalan melakukan kerja sama yang baik dengan pihak kepolisian untuk mematuhi aturan rambu lalu lintas yang di
pasang oleh polisi saya yakin kemacetan yanga da saat ini akan sangat berkurang untuk terjadi.


    Selain permasalahan kemacetan yang terjadi di jalan raya ada lagi permasalahan dari sikap masyarakat dalam mengantri baik untuk membeli tiket
di stasiun kereta api ataupun terminal bus. Di dalam mengantri untuk membeli tiket di stasiun kereta api ataupun terminal bus tak sedikit banyak orang
yang selak menyelak dalam mengantri. Padahal akhirnya pun sama saja maksud dan tujuan orang-orang itu adalah mengantri untuk mendapatkan tiket.
Rasa tak sabar yang menipis dari beberapa masyarakat membuat suasana mengantri menjadi kurang baik atau ricuh. Terkadang saya melihat ada diantara
orang-orang yang ingin membeli tiket menjadi bertengkar di dalam antrian karena ada beberapa orang yang tak sabar untuk mengantri memilih untuk
menyelak dalam barisan yang membuat orang lain yang telah mengantri dengan baik menjadi emosi. Hal itu seharusnya membuat orang yang menyelak
berperasaan malu karena mengambil barisan orang lain. Tetapi tidak sedikit juga orang yang telah mengambil barisan orang lain atau menyelak merasa
tidak peduli dengan sekitarnya. Dan akhirnya pun kericuhan dalam antrian terjadi hanya karena permasalahan kecil yaitu sulitnya rasa untuk mengantri.

    Dengan demikian alangkah lebih indahnya dan baiknya apabila di antara masyarakat melakukan budaya untuk tertib demi kenyamanan bersama.
Apabila di dalam memakai jalan raya ataupun membeli tiket para masyarakat membudayakan tertib mudah-mudahan adanya kemacetan dan kecelakaan yang
terjadi saat ini semakin menipis. Tingkat kesabaran dari kita sendiri yang lebih di tingkatkan agar ingin untuk mengantri dengan baik bersama-
sama untuk kenyamanan bersama karena kita hidup tidak dapat sendiri melainkan membutuhkan orang lain.





                                                Mata kuliah : IBD
                                                Karya       : Murdiani D.P
                                                NPM         : 14510866
                                                Kelas       : 1PA04

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar